Serviks atau saluran pintu masuk menuju rongga  rahim, terdiri dari otot dan terletak di dalam vagina. Bagian dalam  serviks dilapisi oleh sel-sel kolumnar sedangkan bagian luar serviks  dilapisi oleh sel-sel skuamosa. Pada sel-sel skuamosa inilah tempat  berawalnya kanker serviks terjadi, di mana akan terjadi  perubahan-perubahan abnormal (displasia) di dalam sel ini. 
      Perubahan-perubahan abnormal pada sel ini  terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama disebut CIN I di mana hanya  sedikit sel yang menjadi abnormal. Tahap kedua disebut CIN II atau  displasia sedang, di mana perubahan abnormal terjadi di setengah dinding  serviks. Dan tahap ketiga atau CIN III, displasia semakin berat karena  seluruh sel pada dinding serviks mengalami perubahaan abnormal dan jika  tidak segera diatasi akan berlanjut menjadi kanker serviks. 
      Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh HPV (Human Papillomavirus). HPV merupakan virus DNA jenis double-stranded yang tergolong ke dalam genus Papillomavirus dari famili Papillomaviridae  dan termasuk jenis keluarga virus besar. HPV sangat sering terjadi pada  pria dan wanita, dan di antara virus-virus ini ada yang memicu  timbulnya lesi lebih awal, lebih sering dan mengganggu seperti kutil  genital, kanker orofaringeal, dan recurrent respiratory papillomatosis (RRP atau paparan virus yang menyerang anak saat dalam proses persalinan). 
      Untuk mendeteksi dan mengatasi perubahan  abnormal pada serviks sebelum berkembang menjadi kanker, terdapat suatu  pemeriksaan yang diberi nama Pap Smear. Pap Smear merupakan bagian dari  pemeriksaan panggul dan dapat mendeteksi adanya displasia sel-sel  serviks dan bentuk awal kanker serviks yang belum menyebar. Sebuah  penelitian di Afrika menunjukkan bahwa dengan pemeriksaan ini dapat  mengurangi terjadinya kanker serviks sebesar 70%. 
      Dalam pemeriksaan Pap smear terbagi menjadi dua  metode, yaitu metode lama dan baru. Metode lama Pap smear  pemeriksaannya dilakukan menggunakan spekulum untuk membuka vagina, lalu  contoh sel-sel dari bagian dalam dan sekitar serviks diambil dengan  sikat, spatula atau swab. Selanjutnya hasil contoh sel itu dioleskan  pada kaca objek untuk skrining. Sedangkan teknologi baru pemeriksaan ini  mengunakan cairan (new liquid-based technology), di mana akan  diambil juga contoh sel-sel dari bagian serviks dan kemudian dimasukkan  ke dalam botol kecil berisikan cairan pengawet untuk selanjutnya  diproses di laboratorium. 
      Sebagian besar wanita yang sudah didiagnosa  kanker serviks tidak pernah menjalani Pap Smear sebelumnya atau tidak  melakukan tindak lanjut setelah mendapat hasil Pap Smear yang abnormal.  Begitu pentingnya pemeriksaan Pap Smear ini, terlebih bagi wanita yang  atau telah aktif secara seksual, dan berusia antara 20-65 tahun. Jika  hasil pemeriksaan Pap Smear telah dilakukan tiga kali berturut-turut dan  menunjukkan hasil negatif, maka pemeriksaan ini dianjurkan untuk  diulang setiap 2-3 tahun sekali. 
Artikel lainnya :

0 komentar:
Posting Komentar