Tampilkan postingan dengan label Seputar Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seputar Anak. Tampilkan semua postingan

Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. 


Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul.

Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.(klikdokter.com)

Artikel lainnya : 
- Informasi Imunisasi Bagi Orangtua
- Imunisasi Polio
- Keputihan
- Jadwal Imunisasi 

Imunisasi Polio

Penyakit Polio ini disebabkan oleh virus polio yang termasuk kelompok enterovirus, famili picornaviridae. Saat ini dikenal ada 3 subtipe yaitu P1, P2 & P3. Virus ini tidak aktif bila kena panas, formaldehid, chlorine & sinar UV.


Penyakit ini menyebar dari orang satu ke orang lain melalui jalur oral-fecal, virus sangat menular pada kontak dalam rumah tangga jika anggota keluarga tersebut tidak mendapatkan imunisasi.

Penderita polio akan tetap jadi sumber penularan antara 7-10 hari sebelum dan sesudah timbul gejala, namun virus masih dapat ditemukan pada feses sampai 3 hingga 6 minggu. Kerusakan yang ditimbulkan dari virus ini biasanya terjadi pada sumsum tulang dan batang otak yang berakibat kelumpuhan. Implikasi yang ditumbulkan oleh virus polio adalah lumpuh layuh, maksudnya lumpuh dan lemah.

Karena sudah menimbulkan wabah di seluruh dunia maka pada pada tahun 1988 dilakukan eradikasi polio (ERAPO) secara global. Dimana pemberantasan polio diambil dengan sistem program imunisasi rutin. Berkaitan dengan hal tersebut, ada juga Pekan Imunisasi Nasional (PIN).

Dimana tujuan PIN adalah untuk memberikan vaksin polio secara serentak dalam waktu bersamaan sehingga virus polio liar tidak punya kesempatan berkembang dalam tubuh, lalu mati setelah keluar dari tinja.
Imunisasi polio ada dua macam, yang pertama oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut. Sedangkan yang kedua inactivated polio vaccine, ini yang disuntikkan.

Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut polio relatif mudah diberikan, murah, dan mendekati rute penyakit aslinya. Sementara proses vaksinasi melalui penyuntikan memiliki efek proteksi lebih baik namun mahal dan tidak punya efek epidemiologis.

Terdapat beberapa efek samping dari pemberian imunisasi polio,  namuin efek samping yang terjadi dibawah takaran prosentase 0,5-1% masih termasuk kecil.(klikdokter.com)
Artikel lainnya : 

Penyakit kuning Pada bayi

Bayi kuning merupakan kondisi yang sering ditemukan pada bayi baru lahir, warna kulit menjadi kuning, bagian putih dari bola mata juga menjadi kuning. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah. Secara normal, bilirubin diproduksi dari hasil pemecahan sel darah merah kemudian masuk ke dalam hati dan dieksresikan sebagai zat empedu melalui usus halus.


Bayi kuning terjadi karena kadar bilirubin meningkat lebih cepat daripada kemampuan hati bayi untuk memecahkan dan membuangnya melalui empedu.

Penyebab warna kuning

Dalam tubuh manusia, darah yang baru sedang dihasilkan sepanjang waktu dan darah yang lama sedang dimusnahkan. Salah satu produk darah yang dimusnahkan dikenal sebagai bilirubin. Biasanya bilirubin masuk ke hati dan kemudian meninggalkan tubuh dalam bentuk tinja. Selama beberapa hari pertama setelah lahir, hati bayi tidak berfungsi dengan sama baik dibandingkan waktu kelak, jadi cenderung terjadi longgokan bilirubin dalam darah. Ini mengakibatkan warna kuning pada kulit dan putih mata.Jika jumlah bilirubin meningkat terlalu tinggi bayi mungkin mengantuk. Tingkat bilirubin yang sangat tinggi dapat mengakibatkan masalah pendengaran dan kerusakan otak. Penyakit kuning juga mungkin disebabkan oleh penyakit hati. Oleh karena ini, penting agar Anda menghubungi dokter setempat.

Salah satu tanda penyakit hati adalah warna tinja bayi yang pucat dan bukannya kuning tua.Bayi baru lahir menghasilkan bilirubin lebih banyak daripada orang dewasa.

-    Organ hati pada bayi baru lahir masih dalam perkembangan sehingga kemampuannya masih belum memadai untuk membuang bilirubin dari dalam darah.
-    Terlalu besar jumlah bilirubin yang diserap kembali dari usus halus sebelum bayi sempat mengeluarkannya sebagai feses.

Kadar bilirubin yang tinggi, di atas 25mg, dapat menyebabkan ketulian, cerebral palsy atau bentuk lain dari kerusakan otak. Pada kondisi khusus, bayi kuning dapat mengindikasikan adanya kondisi lain seperti infeksi atau masalah tiroid. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua bayi baru lahir harus diperiksa kadar bilirubinnya selama beberapa hari setelah dilahirkan.

Tipe-tipe bayi kuning secara umum adalah :

-    Bayi kuning normal : terjadi pada sebagian besar bayi baru lahir, disebabkan organ hati yang belum matang yang mengakibatkan proses pemecahan bilirubin menjadi lebih lambat. Umumnya muncul pada usia bayi 2-4 hari dan kemudian hilang setelah 1-2 minggu.

-    Bayi kuning karena prematur : umumnya terjadi pada bayi yang dilahirkan prematur karena organ hati mereka masih belum matang bahkan bila dibandingkan dengan bayi normal. Perlu perlakuan khusus untuk mencegah komplikasi.

-    Bayi kuning pada bayi ASI : warna kuning muncul karena bayi tidak mendapatkan cukup ASI karena kesulitan pada saat pemberian ASI atau karena ASI belum diproduksi cukup banyak di payudara ibu.

-    Bayi kuning karena ASI : pada 1-2% bayi yang diberikan ASI, warna kuning dapat terjadi karena suatu bahan yang terdapat dalam ASI yang menyebabkan bilirubin bayi meningkat. Gejala ini akan muncul pada saat bayi berusia 3 – 5 hari dan kemudian berkurang secara lambat sampai bayi berusia 3 – 12 minggu.

-    Inkompatibilitas golongan darah (Rh atau masalah ABO) : jika bayi memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya, tubuh ibu memproduksi antibodi yang menghancurkan sel darah merah bayi. Hal ini mengakibatkan kadar bilirubin yang meningkat pada bayi. Hal ini terjadi pada hari pertama kelahiran. Masalah Rh dapat menyebabkan bayi kuning yang lebih parah tetapi saat ini hal tersebut dapat dicegah dengan menyuntikkan Rh Immune Globulin pada ibu selama 72 jam setelah melahirkan untuk mencegah pembentukan antibodi tersebut.

Gejala dan Diagnosis

Bayi kuning umumnya muncul pada hari ke-2 atau ke-3 setelah kelahiran. Berawal dari kepala dan kemudian menjalar ke kaki. Warna kuning biasanya terlihat pertama pada wajah kemudian dada dan perut, dan akhirnya di kaki.

Segera kontak dokter anda jika terjadi kondisi sebagai berikut :

-    Bayi terlihat kuning pada hari pertama
-    Warna kuning tersebut menyebar dan semakin jelas
-    Bayi demam lebih dari 37.8°C (suhu rectal)
-    Bayi  terlihat sakit
-    Bayi  tidak mendapatkan asupan makanan dengan baik
-    Bayi cenderung tidur lebih banyak dari biasanya

Terapi/Pengobatan

-    Pada level ringan, setelah 1-2 minggu bayi akan mengatasi masalah ini dengan sendirinya

-    Pada level berat, perlu dilakukan terapi sinar

-    Tingkatkan frekuensi ASI atau tambahkan susu formula jika perlu untuk membantu bayi mengeluarkan bilirubinnya melalui feses

-    Pada kasus khusus, pergantian darah mungkin dibutuhkan untuk memberikan darah segar kepada bayi

-    Jika bayi anda menjadi kuning karena ASI, dokter mungkin meminta anda untuk menghentikan pemberian ASI untuk sementara. Jika ini terjadi, anda dapat memompa ASI anda sehingga anda tetap memproduksi ASI dan dapat mulai memberi ASI kembali ketika kondisi bayi sudah membaik.

-    Jika kadar bilirubin sangat tinggi, bayi anda mungkin harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi lebih lanjut. Ketika kadar bilirubin sudah turun, terapi dihentikan. Jarang sekali terapi untuk bayi kuning perlu diulang.


Sumber : duniabunda.com

Artikel Lainnya :

Sariawan pada anak

Sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih sering terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan. Jarang sekali terjadi sariawan di gusi.Ada beberapa jenis sariawan yang kerap terjadi pada anak. Di antaranya stomatitis apthosa, yaitu sariawan karena trauma, misalnya tergigit atau terkena sikat gigi sehingga luka atau lecet.
Lalu, sariawan oral thrush/moniliasis, yang disebabkan jamur candida albican. Biasanya sariawan ini banyak dijumpai di lidah. Ada pula stomatitis herpetik yang disebabkan virus herpes simplek. Sariawan jenis ini berlokasi di bagian belakang tenggorokan.


Proses terjadinya sariawan apthosa adalah karena gigitan atau tersodok sikat gigi sehingga menimbulkan luka/lecet. Jika kemudian kuman masuk dan daya tahan tubuh anak sedang turun, maka bisa terinfeksi. Timbul peradangan dan melahirkan rasa sakit atau nyeri.

Sedangkan pada sariawan moniliasis, dalam keadaan normal jamur memang terdapat dalam mulut. Saat daya tahan tubuh anak menurun, ditambah dengan penggunaan obat antibiotika yang berlangsung lama atau melebihi jangka waktu pemakaian, maka akan memudahkan jamur candida albican tumbuh lebih banyak lagi.

Sementara itu sariawan di tenggorokan biasanya langsung terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan pada saat itu daya tahan tubuh sedang rendah.

Gejala sariawan

Wajar jika para ibu sulit melihat tanda-tanda sariawan pada bayi, karena ia belum bisa bicara sehingga tidak bisa mengungkapkan rasa sakitnya. menurut dr. Rini Sekartini, SpA, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Umumnya gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius.Bayi pun banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel. Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus."Mulut pun berbau. Biasanya karena kuman atau jamurnya," jelas Rini.

Sedangkan pada anak balita, lebih mudah terdeteksi karena dia sudah bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya. Terkadang disertai suhu yang naik, tapi tidak terlalu tinggi. Biasanya juga disertai berkurangnya nafsu makan.

"Jika pada bayi dan balita ditemui gejala seperti itu, sebaiknya orang tua memeriksa bagian mulutnya," anjur Rini. Dan memang seharusnya dilakukan pemeriksaan mulut secara rutin. Mulut anak dibuka dengan menggunakan alat spatel lidah yang berbentuk besi pipih dan panjang. Tekan lidah dengan alat ini, agak diturunkan sedikit, sehingga dapat terlihat bagian dalam mulut yang terkena sariawan.

Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil. Warnanya putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm. Kemudian berkembang berbentuk selaput. Jika selaputnya mengikis, maka akan terlihat berbentuk seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan tetap, tidak membesar, melebar, atau menjalar seperti halnya bisul.

Biasanya pemunculan vesikel ini bersamaan dengan timbulnya panas. Adakalanya vesikel baru muncul 1-2 hari setelah panas. Kadang malah tanpa disertai panas, jika vesikel yang muncul cuma satu. Yang membuat panas umumnya sariawan karena jamur candida atau virus herpes.

Sebetulnya sariawan bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik. Namun sariawan karena jamur harus diobati dengan obat anti-jamur. Biasanya memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu. Jika sariawan tidak diobati akan bisa berkelanjutan. Memang tak sampai menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar mulut. Tetapi, sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat pembuluh darah.

Penanganan

Kendati sepele, anak jadi sering sulit makan gara-gara sariawan. Karena itu saat memberi makan sebaiknya suapi dengan sendok secara perlahan-lahan. Usahakan memberi minum lewat gelas, bukan dengan botol. Hal ini untuk menghindari kontak langsung dengan sariawan agar tidak menimbulkan gesekan dan trauma.

Makanan pun sebaiknya yang lembut atau cair. Prinsipnya, yang mudah ditelan dan suapi setelah makanan agak dingin agar tak menambah luka. Makanan yang banyak mengandung vitamin C dan B dapat mempercepat proses penyembuhan, misalnya buah-buahan dan sayuran hijau. Sedangkan kekurangan vitamin C bisa mempermudah timbulnya kembali sariawan.

Jika setelah diberi obat, biasanya obat kumur, tapi anak tak jua sembuh, maka harus dicari penyebab lain. Mungkin karena kuman yang bertambah, pemakaian obat dengan dosis yang tidak tepat/kurang, atau cara memberi makanan pada anak sariawan menyebabkan anak trauma lagi di lidah. Bisa juga lantaran daya tahan tubuh anak memang rendah.

Menurut Rini, anak yang sering sariawan lebih banyak karena daya tahan tubuhnya rendah, juga karena kebersihan mulut dan gigi tak terjaga.

Jadi, jangan pernah bosan melatih si kecil untuk menjaga kebersihan mulut dan giginya.

sumber : www.parenting.co.id
 
Artikel lainnya :

 

Cacar Air pada Anak

Cacar Air (Varicella, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang sering timbul dan menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.



Penyebab
Penyebabnya adalah virus varicella-zoster.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan).
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

Gejala dan tanda
Gejalanya mulai timbul (masa inkubasi) dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi. Biasanya pasien sudah terinfeksi virus selama lebih dari 48 jam sebelum gejalanya muncul.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan, nafsu makan menurun. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan.
Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping.
Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus.

Pengobatan
Pengobatan yang diberikan biasanya berupa pengobatan suportif/ simptomatik dan menjaga higienis yang baik agar terhindar dari infeksi sekunder.
Pada anak usia sekolah sebaiknya diistirahatkan dulu dirumah, guna mencegah penularan terhadap teman-teman di sekolahnya. Dan boleh masuk kembali apabila keropengnya sudah mengering dan demamnya sudah turun.
Dapat digunakan obat-obatan antipiretik untuk mengurangi demam, namun sebaiknya menghindari penggunaan aspirin, karena dapat menyebabkan sindrom Reye.
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol
Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:

1. Kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun
2. Menjaga kebersihan tangan
3. Kuku dipotong pendek
4. Pakaian tetap kering dan bersih.
5. Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin).
6. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
7. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir.

Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang pertama.

Obat alernatif lainnya yaitu: Famsiklovir, valasiklovir, vidarabin dan interferon

Komplikasi
Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah: 

- Pneumoniakarena virus
- Peradangan jantung
- Peradangan sendi
- Peradangan hati
- Ensefalitis (infeksi otak)
- Sindrom Reye 
- Purpura
- Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa).


Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan leukosit biasanya mennjukkan hasil yang normal, rendah, atau meningkat sedikit. Multinucleated giant cells pada pemeriksaan Tzanck smear dari lepuhan kulit. Hasil positif pada pemeriksaan kultur jaringan.
Pencegahan
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster.
Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.





Return top